“Perbandingan
Demokratisasi Vietnam dan China ( EFEK DOI-MOI VIETNAM 1987 DAN REFORMASI
EKONOMI CHINA 1978)”
Vietnam dan China, berbicara
mengenai dwinegara yang masing-masing mempuanyai sistem dan idiologi yang sama,
yaitu sama-sama komunis. Walaupun dengan sistem komunis nya, namun dalam
praktek nya dinilai adanya demokratisasi. Bagaimana tidak, rezim pemerintahan Vietnam
misalnya yang memulai membatasi lengkah dan kekuasaan partai komunis negaranya
(Vietnam Comunis party) semenjak reformasi pada tahun 1987 merupakan proses
transformasi legitimasi berdasarkan indicator demokrasi non-institusional untuk
mencapai cita-cita Negara yang mewujudkan distribusi pendapatan yang merata,
agar masyarakat hidup dengan sejahterah. Pada awalnya rezim pemerintahan
Vietnam melarang campur tangan investor untuk proses pembangunan, namun pasca
reformasi para investor dipersilahkan untuk berinvestasi di Vietnam guna untuk
meningkatkan pendapatan perkapita ekonomi masyarakat Vietnam yang dinilai mulai
tertinggal dari Negara-negara ASEAN lainnya.
Namun berbeda dengan China, yang
menjunjung tinggi akan nila-nilai komunis dan idiologi sosialis nya. Dengan
meletakkan Negara sebagai actor utama dalam pembangunan perekonomiannya. Pada
saat itu rezim partai komunis china memimpin (CCP) dengan statement nya yang
mengatakan bahwa industrialisasi menjadi prioritas utama, dengan mengontrol
sebagian besar sektor ekonomi maka sumber ekonomi di fokuskan untuk membangun
pabrik-pabrik industri. Masyarakat pedesaan diperintahkan untuk pindah ke kota,
pada akhirnya kenyataan tidak sesuia dengan harapan, rezmi pemerintahan saat
itu berharap dengan industry pabrik dapat memakmurkan masyarakat, namun realita
nya sangat bertola-belakang dengan apa yang di harapkan, pada akhirnya
masyarakat banyak yang kelaparan karena minimnya partisipasi di sektor
pertanian. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka revolusi terjadi di china
pasca reformasi 1978.
Berikut
perbandingan proses Demokrasi Vietnam Dan China :
Seperti yang telah diketahui, bahwa
Negara Vietnam dan China merupakan Negara di bawah rezim authoritarian yang
menghadapi persoalan ketertinggalan kemudian melakukan reformasi. Dengan adanya
reformasi memungkinkan adanya keterbukaan dan kebebasan individu untuk
berpatisipasi dalam ekonomo. Memang pada dasarnya Vietnam dan China merupakan
realitas kasus Authoritarian Capitalism, dimana
Negara dengan rezim authoritarian menerapkan sistem kapitalis. Kapitalis yang
diasosiasikan dengan demokrasi menekankan kebebasan (Freedom) yang rasional nya
bertolak belakang dengan rezim authoritarian yang mengontrol segala aspek
kehidupan masyarakat dibawah kekuasaan absolute, sedangkan demokrasi menjunjung
tinggi nilai-nilai kebebasan, dan pemerintah hanya sebagai penyelenggara
kebijakan.
China pra reformasi, bermula pada tahun 1949
pemerintahan sosialis china menerapkan strategi pembangunan industry berat ,
dimana pemerintah mengontrol segala pembangunan ekonomi masyarakat dengan
membangun pabrik-pabrik. Kesalahan yang fatal pun terjadi, masyarakat
diperintahkan untuk pindah ke kota, pada akhirnya kelaparan merajalela karena
partisipasi masyarakat dibidang pertanian sangat minim sekali. Pada akhir tahun
1960 shina terjebak dalam bencana ekonomi dan kemanusiaan, dan strategi Mao Ze
Dong dianggap gagal. Pada tahun 1961 dengan berakhirnya rezim Mao Ze Dong yang
digantikan dengan kepemimpinan Xiaoping, maka segala kebijakan pun berubah dan hak
petani dikembalikan, dibuka kembali sektor privat, kebebasan-kebebasan yang
lebih besar diberikan pada sektor produksi, dan investasi di kurangi, hal ini
lah sebagai awal mulai terjadinya reformaso ekonomi di china.
Pada tahun 1978 terjadilah reformasi
china, awal mula pergerakan oleh kelompok petani di desa xiaogang provinsi
Anhui. Pasca reformasi menyebabkan peningkatan ekonomi yang berat, namun
permasalahan yang timbul yaitu permasalahan sistem desentralisasi yang
diterapkan serta pengaturan zona ekonomi khusus yang menghantarkan china pada
ketimpangan ekonomi antara daerah pantai dengan wilayah pedalaman.
Desentralisasi dinilai melemahkan para petani pedalaman yang dibiarkan begitu
saja mengatur daerahnya sendiri, karena dengan sistem desentralisasi menyebakan
lahirnya raja-raja (penguasa) kecil di masing-masing daerah. Akibat polemic
inilah sebagai bentuk terjadinya demokratisasi, karena pada tahun 1989 ribuan
mahasiswa berunjuk rasa dengan aksi mogok makan di lapangan Tiananmen.
Kondisi Vietnam pra reformasi tidak
jauh berbeda dengan China. Pra reformasi VCP mengeluarkan kebijakan Land reform “mengkolektivitasi seluruh
lahan”. Bukannya memberikan manfaat dan meningkatnya pembangunan, namun
menyebabkan keterpurukan serta terjadinya krisis legitimasi masyarakat terhadap
rezim pemerintahan.
Namu pada tahun 1986, terjadilah
reformasi Vietnam. Yang di komandoi oleh Partai Komunis Vietnam. Dalam agenda
Doi Moi (Renovasi), peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diupayakan
melalui usaha-usaha unit kecil masyarakat, dan investor dipersilahkan untuk
membantu proses pembangunan, serta menganut sistem desentralisasi. Pada
akhirnya, tahun 1995-2001 sebagai periode kebangkitan pembangunan dan ekonomi
Vietnam.
No comments:
Post a Comment